Perjalanan kehamilan, persalinan, hingga membesarkan anak adalah sebuah proses kolaboratif. Namun, sering kali, peran utama diemban oleh ibu, sementara ayah hanya berada di posisi “siaga” dalam artian pasif—menunggu dan siap jika dipanggil. Padahal, keterlibatan aktif ayah—yang kini dikenal sebagai Suami Siaga atau Involved Father—memiliki dampak positif yang signifikan pada kesehatan fisik dan mental ibu, janin, serta perkembangan anak di masa depan.
Akademi Kebidanan (AKBID) Prestasi Agung melihat adanya celah ini. Melalui inisiatif inovatif berupa “Kelas Ayah” yang dirancang dan dijalankan oleh mahasiswa kebidanan, AKBID Prestasi Agung berupaya mengubah paradigma: dari ayah pasif menjadi mitra sejati dalam setiap fase tumbuh kembang keluarga.
Artikel edukatif ini akan mengupas tuntas bagaimana kurikulum “Kelas Ayah” yang dijalankan oleh mahasiswa kebidanan mampu memberdayakan suami, meningkatkan kualitas asuhan kebidanan, dan memperkuat peran keluarga dalam mencapai kesehatan ibu dan anak yang optimal.
Mengapa “Kelas Ayah”? Landasan Filosofis Kebidanan Modern
Dalam asuhan kebidanan, pendekatan yang digunakan adalah Holistik (menyeluruh) dan Keluarga Berpusat (Family-Centered Care). Ini berarti bidan harus melihat ibu dan bayi dalam konteks lingkungan keluarga dan sosial mereka.
Peran Kunci Suami Siaga
Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah secara aktif menghasilkan manfaat nyata:
- Peningkatan Kesehatan Ibu: Dukungan emosional dan fisik dari suami dapat mengurangi tingkat stres ibu, menurunkan risiko komplikasi kehamilan (seperti preeklampsia), dan meningkatkan kepatuhan ibu pada jadwal pemeriksaan kehamilan (ANC).
- Keberhasilan Menyusui: Dukungan suami adalah salah satu faktor penentu terbesar keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan keberlanjutan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif.
- Perkembangan Anak: Anak-anak yang memiliki ayah yang terlibat aktif cenderung memiliki perkembangan kognitif, emosional, dan sosial yang lebih baik.
“Kelas Ayah” yang diinisiasi oleh mahasiswa AKBID Prestasi Agung adalah jembatan edukasi yang memastikan ayah dilengkapi dengan pengetahuan praktis dan psikologis yang diperlukan.
Kurikulum Inti “Kelas Ayah”: Materi Revolusioner Mahasiswa Kebidanan
Mahasiswa kebidanan AKBID Prestasi Agung merancang kurikulum yang berfokus pada keterampilan praktis dan perubahan sikap (mindset).
1. Menyelami Perubahan Kehamilan (Trimester I & II)
Fokus Materi: Memahami perubahan hormonal dan emosional pada ibu.
- Gejolak Hormon: Edukasi tentang mood swing, mual, dan kelelahan yang dialami ibu. Ayah diajarkan bagaimana merespons dengan empati alih-alih frustrasi.
- Nutrisi dan Gaya Hidup Sehat: Ayah diajak menjadi “pengawas gizi” dan “teman olahraga” bagi ibu, memastikan asupan nutrisi seimbang (misalnya pentingnya Asam Folat dan zat besi) serta aktivitas fisik yang aman.
- Seksualitas Selama Kehamilan: Memberikan pemahaman bahwa keintiman tetap penting dan aman selama tidak ada indikasi medis yang melarang.
2. Keterampilan Siaga Persalinan (Trimester III)
Ini adalah materi krusial untuk menjadikan ayah bukan sekadar penonton di ruang bersalin, tetapi pelatih dan pendukung utama.
- Tanda-tanda Bahaya: Mengajarkan ayah untuk mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan yang memerlukan rujukan segera (misalnya pendarahan, sakit kepala hebat, gerakan janin berkurang).
- Teknik Pijat dan Relaksasi: Melatih suami mempraktikkan teknik pijat punggung dan pinggul untuk meredakan nyeri kontraksi persalinan, serta teknik pernapasan yang benar.
- Dukungan Psikologis di Ruang Bersalin: Ayah belajar peran mereka dalam memotivasi dan menciptakan lingkungan yang tenang dan penuh kasih sayang selama proses persalinan.
- Pengambilan Keputusan Cerdas: Membekali ayah dengan informasi tentang rencana persalinan (misalnya Birth Plan) sehingga mereka dapat berdiskusi dengan bidan/dokter dan membuat keputusan yang tepat.
3. Transisi Menjadi Ayah dan Perawatan Bayi
Setelah bayi lahir, Kelas Ayah berfokus pada bonding dan pembagian tugas.
- Skin-to-Skin Contact (IMD): Menjelaskan peran ayah dalam mempraktikkan kontak kulit ke kulit dengan bayi segera setelah lahir, yang membantu menstabilkan suhu bayi dan memperkuat ikatan emosional.
- Perawatan Bayi Baru Lahir: Ayah dilatih keterampilan praktis seperti mengganti popok, memandikan, dan menidurkan bayi (soothing techniques).
- Mendukung ASI Eksklusif: Mengajarkan suami cara menyiapkan peralatan menyusui, memberikan semangat saat ibu mengalami kesulitan, dan memastikan ibu mendapatkan istirahat yang cukup.
Metodologi Pembelajaran yang Mengubah Sikap
Mahasiswa AKBID Prestasi Agung menggunakan metode pembelajaran yang sangat interaktif, meninggalkan ceramah kaku demi praktik langsung:
- Simulasi Peran (Role-Playing): Suami diminta mempraktikkan bagaimana merespons ibu yang sedang mood swing atau mengalami kontraksi.
- Sesi Praktik Manekin/Boneka: Suami belajar cara memandikan dan mengganti popok menggunakan boneka, menghilangkan rasa canggung atau takut melukai bayi.
- Diskusi Pengalaman (Sharing): Sesi di mana para calon ayah dapat berbagi kekhawatiran dan harapan mereka, menciptakan rasa kebersamaan dan dukungan antarpeserta.
Pendekatan ini tidak hanya transfer pengetahuan, tetapi juga transformasi perilaku, mengubah pemahaman menjadi aksi nyata di rumah dan di ruang bersalin.
Dampak Nyata “Kelas Ayah” Lulusan AKBID Prestasi Agung
Kiprah mahasiswa AKBID Prestasi Agung dalam mengadakan “Kelas Ayah” ini telah menunjukkan dampak positif yang signifikan di komunitas tempat mereka berpraktik:
- Peningkatan Kehadiran Suami di ANC: Persentase suami yang menemani istri saat pemeriksaan kehamilan meningkat, memungkinkan bidan untuk memberikan edukasi langsung kepada kedua orang tua.
- Penurunan Angka Depresi Pascapersalinan: Keterlibatan dan dukungan suami yang teredukasi terbukti menjadi faktor pelindung utama terhadap risiko Postpartum Depression (PPD) pada ibu.
- Pemberdayaan Bidan: Mahasiswa kebidanan yang memimpin kelas ini menjadi lebih terampil dalam komunikasi terapeutik dan Advokasi Keluarga, keterampilan esensial untuk karir mereka.
- Keputusan yang Lebih Baik: Keluarga menjadi lebih siap dalam menghadapi persalinan dan mampu mengambil keputusan medis dengan lebih tenang dan berbasis informasi.
Membangun Keluarga Sejahtera Bersama
Peran ayah dalam kebidanan telah berevolusi dari peran pendukung menjadi peran yang setara. Inisiatif “Kelas Ayah” oleh mahasiswa Akademi Kebidanan Prestasi Agung adalah bukti nyata bagaimana pendidikan tinggi kebidanan dapat menjadi katalisator perubahan sosial.
Dengan membekali calon ayah dengan ilmu dan keterampilan, AKBID Prestasi Agung tidak hanya melahirkan bidan yang kompeten, tetapi juga secara tidak langsung menciptakan ayah yang siaga, sadar akan peran, dan penuh kasih, yang pada akhirnya akan membentuk generasi yang lebih sehat dan sejahtera.